Banyak orang bertanya bahkan mencemooh NSSBS ( North Sulawesi School of Bible Studies) karena tidak terakreditasi.

Negara mendirikan lembaga akreditasi dan membuat aturan akreditasi bagi institusi pendidikan yang mengharapkan tamatannya diterima sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara adalah sangat tepat. Setiap warga negara bebas belajar dan mengajar, tetapi negara berhak mengendalikan mutu pendidikan yang dijalani ASNnya, dan juga menjaga agar penjahat tidak memakai pendidikan untuk menipu orang.

Semua pihak pemakai hasil pendidikan berhak menetapkan kriteria pada pelamar, salah satunya ialah jenjang akreditasi. Pelamar ASN dituntut berijazah akreditasi adalah hal yang patut, demikian juga dengan institusi pendidikan lanjutan meminta ijazah akreditasi dari jenjang di bawahnya yang melamar, juga bisa dimengerti. Tetapi ada perusahaan atau institusi pendidikan yang lebih mementingkan mutu dan kemampuan faktual daripada selembar kertas akreditasi, juga harus dimengerti.

Di dunia yang masih pakai akal sehat, dan terlebih negara yang demokratis, seharusnya menyelenggarakan pendidikan adalah hal yang sangat mulia, bukan kesalahan apalagi kejahatan. Terlebih lagi menyelenggarakan pendidikan tanpa mencari keuntungan materi, tentu kegiatan demikian harus dilihat sebagai tindakan membantu pemerintah.

NSSBS tidak mau diakreditasi tentu memiliki alasan.

[1]. NSSBS tidak mau diakreditasi karena NSSBS membiayai operasinya dengan uang persembahan jemaat. Semua yang belajar di NSSBS tidak membayar baik uang kuliah, asrama dan makan, karena kami tidak mau uang menjadi kendala bagi orang yang terpanggil menjadi pelayan Tuhan. Jika NSSBS diakreditasi maka mungkin ratusan calon mahasiswa akan daftar karena mutu NSSBS yg sangat tinggi, dan kami akan kesulitan untuk menyeleksi yang sungguh-sungguh mau jadi Pelayan Tuhan dari yang mau jadi PEGAWAI NEGERI. Dengan tanpa akreditasi maka yang mau jadi pegawai negeri dipersilakan ke Sekolah yang terakreditasi, sedangkan yang murni mau jadi pelayan Tuhan silakan datang ke NSSBS. Jemaat Kristus(Church of Christ) tidak rela uang persembahan mereka dipakai untuk menghasilkan pegawai negeri.

Jadi, bagi kami isu akreditasi justru sebagai alat untuk menyeleksi yang murni mau menjadi pelayan Tuhan dari yang sekedar kuliah untuk cari pekerjaan.

Kami malah senang jika ijazah NSSBS tidak laku di pasaran agar ijazah NSSBS tidak dipakai untuk sekedar cari makan. Ijazah NSSBS tidak bisa dibuat untuk apa-apa selain hanya secara INTERNAL untuk mengingatkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki ukuran pengetahuan Teologi setara Bachelors, atau Master. Ukuran yang diberikan oleh NSSBS sangat akurat karena sama sekali tidak ada unsur materi, KKN, dll.

[2]. Kami sangat menjaga kemurnian doktrin yang alkitabiah. Dengan akreditasi yang mengharuskan pencampuran, kemurnian doktrin alkitabiah kami akan terkhamirkan ragi. Kemurnian doktrin alkitabiah kami adalah harta yang lebih mahal dari nyawa kami. Kami tidak bisa mempekerjakan dosen manapun yang doktrinnya tidak Alkitabiah. Dan kami tidak mau berbohong dengan mengajukan data palsu, bikin perpustakaan sementara dengan meminta dosen meminjamkan buku pribadinya dan nanti sesudah dinilai lalu ambil kembali, dan melakukan berbagai trik untuk akreditasi.

[3] Kami melihat tingkat kemampuan akademik sebuah Sekolah Tinggi Teologi lebih tepat dinilai dari kemampuan alumni yang dihasilkannya. Orang Kristen seharusnya tahu bahwa yang terpenting itu adalah performa di ladang pelayanan bukan selembar kertas yang ditandatangani pejabat dan dicap negara.

[4]. Memakai akreditasi untuk menarik mahasiswa, namun tingkat akademiknya hanya alakadarnya, dengan kemampuan dosen yang juga dari hasil kuliah alakadarnya, kami lihat itu sebenarnya adalah penipuan, dan sikap yang tidak jujur di hadapan Tuhan. 

Namun para Staff NSSBS tidak anti kepada lulusan NSSBS Yang mau melanjutkan pendidikan ke lembaga pendidikan yang terakreditasi untuk keperluan karir, selama mereka tetap mengabdikan dirinya untuk pekerjaan Tuhan sesuai dengan ilmu yang dia telah dapatkan di NSSBS.

Kesimpulan:

Kami tidak bersikap melawan pemerintah, melainkan ingin membantu pemerintah dengan menghasilkan pemimpin Gereja yang jujur, bermutu, dan berpendirian, tanpa mau merepotkan dan membebani dana pemerintah untuk urusan akreditasi.


Alex Daniel
Ketua NSSBS